Pages

28 May 2013

Majalah Tempo Edisi Khusus: Tragedi Mei 1998-2013 (Wiji Thukul)


Majalah Tempo mengangkat Wiji Thukul, seorang penyair yang hilang saat kerusuhan Mei 1998, sebagai edisi khusus. Edisi khusus adalah sesuatu yang biasa digunakan oleh Majalah Tempo. Wiji Thukul bukanlah penyair populer seperti Chairil Anwar, WS Rendra, atau Sapardi. Namun ia sangat akrab dengan kalangan mahasiswa dan buruh pada dekade 90an. Puisi-puisi Wiji Thukul dianggap memprovokasi para buruh dan mahasiswa untuk melakukan demonstrasi.

Pengangkatan Wiji Thukul sebagai edisi khusus dimaksudkan agar masyarakat mengingat kembali kasus-kasus pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang sampai saat ini belum tuntas. Sebagai cara untuk melawan lupa, tentu diangkatnya Wiji Thukul sebagai edisi khusus menuai pro-konta, terutama di kalangan militer.

Di edisi khusus tersebut dikatakan bahwa Wiji Thukul telah diincar oleh intel sebelum menghilang. Thukul bahkan sempat berpindah-pindah tempat tinggal dan menyamar saat masyarakat sedang gencar-gencarnya melawan Orde Baru. Pihak militer dianggap sebagai yang paling bertanggungjawab atas hilangnya Wiji Thukul bersama aktivis lainnya.

Kalangan TNI sempat dibuat geger dengan edisi khusus Majalah Tempo ini. Di dunia maya, para blogger mengeluh sulit untuk mendapatkan edisi ini karena telah diborong oleh Kopassus (Komando Pasukan Khusus) agar tidak menyebar di masyarakat.

Entah kabar pemborongan itu benar atau tidak. Yang jalas, animo masyarakat untuk memiliki majalah tersebut meningkat setelah kabar pemborongan oleh Kopassus muncul di berbagai media sosial (Blog, Twitter, Facebook, dan lain-lain).

Mungkin kabar pemborongan tersebut hanyalah strategi manajemen Majalah Tempo agar majalahnya laku terjual. Pasalnya, banyak masyarakat yang dengan mudah membeli Majalah Tempo setelah ada kabar pemborongan tersebut.

Biasanya topik yang diangkat adalah isu yang mulai terlupakan atau sengaja dilupakan. Sebelumnya, Majalah Tempo pernah mengangkat Pengakuan Algojo 1965 pada Oktober 2012, yang sempat menggegerkan aparat.

2 comments:

  1. Sila kunjungi http://edisikhusustempo.blogspot.com/ untuk membaca Majalah Tempo edisi khusu yang lengkap dan gratis! :)

    ReplyDelete
  2. "Jika tak ada mesin ketik aku akan menulis dengan tangan, jika tak ada tinta hitam aku akan menulis dengan arang, jika tak ada kertas aku akan menulis pada dinding, jika aku menulis dilarang aku akan menulis dengan tetes darah!" (Penyair)

    ReplyDelete