Pages

25 April 2012

Masih Adakah Cinta di Antara Kita?

Siapa yang tidak tahu Front Pembela Islam (FPI)? Organisasi massa yang dipimpin oleh Habib Rizieq ini memang disegani sebagian kalangan masyarakat. FPI memang terkenal dengan kekerasan dalam setiap melakukan aksinya, bahkan lebih buas dari Satpol PP yang sedang mengusir pedagang kaki lima atau menggusur rumah warga.

Terakhir, Kantor Kementrian Dalam Negeri yang menjadi sasaran para anggota FPI. Bertepatan dengan Hari Valentin yang dikenal sebagai Hari Kasih Sayang, Selasa, 14 Februari 2012, ratusan massa yang berasal dari berbagai elemen masyarakat melakukan aksi damai bertajuk “Indonesia Tanpa FPI” di Bundaran Hotel Indonesia.

Aksi damai ini terinspirasi dari demo ratusan warga Dayak yang menolak kedatangan FPI di Bandara Tjilik Riwut, Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Masyarakat Dayak menolak FPI masuk ke wilayahnya karena tidak ingin kehidupannya yang tenang dirusak oleh kehadiran FPI yang terkenal sebagai perusak.

Aksi “Indonesia Tanpa FPI” adalah bentuk kekecewaan masyarakat terhadap lemahnya keadilan di negeri ini. Kekecewaan kepada pemerintah yang selalu menutup mata dari apa yang dilakukan oleh mereka yang mengatasnamakan agama untuk melakukan kerusakan. Kekecewaan kepada pemerintah yang tidak bisa menjamin hak-hak kaum minoritas untuk beribadah.

Bila kita lihat ke sumber permasalahan, apa yang dilakukan FPI adalah untuk menegakkan syariat Islam dalam kehidupan seluruh masyarakat Indonesia.Tapi ingat, Indonesia bukanlah negara Islam. Indonesia adalah Indonesia yang Bhineka Tunggal Ika. Setiap rakyat Indonesia memiliki hak untuk memiliki keyakinannya masing-masing. Rasa saling menghargai inilah yang selama ini membuat Indonesia tetap bersatu dalam keberagaman.

Namun, rasa itu perlahan mulai hilang dan kekerasan atas nama Tuhan semakin merajalela. Apakah agama kita mengajarkan kekerasan? Agama bukanlah alat perusak, agama tercipta untuk menebar cinta dan kedamaian. Dalam ajaran Islam sendiri kita mengenal Hablumminallah dan Hablumminannas. Hablumminallah adalah usaha untuk menjaga hubungankita dengan Tuhan agar selalu harmonis.

Hablumminanass adalah hubungan dengan manusia lain agar kita selalu berbuat baik dalam hidup bermasyarakat. Dengan demikian, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa keyakinan manusia kepada Tuhan adalah urusan yang sangat pribadi dan setiap orang memiliki cara masingmasing untuk dekat dengan Tuhan.

Mungkin ini saatnya menyingkirkan manusia-manusia yang mengaku beragama, namun tidak bisa memanusiakan manusia lainnya. Sekarang saatnya untuk kembali menebar cinta. Kita harus tetap bersatu dalam perbedaan yang ada karena perbedaan itu akan membuat kita saling melengkapi satu sama lain. Mencintai Indonesia berarti mencintai juga perbedaan yang ada di antara kita.● 

BAYU ADJI P Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi IISIP Jakarta, 
Aktif di UKM Teater Kinasih 
Suara Mahawiswa Harian Seputar Indonesia
Tuesday, 21 February 2012

No comments:

Post a Comment