Pages

25 April 2012

Mari Hargai Karya Anak Bangsa

Akhir-akhir ini sejumlah media nasional mengangkat berita tentang Wali Kota Solo Joko Widodo yang dengan berani menjadikan mobil yang diproduksi oleh beberapa siswa SMK di Solo yang bekerja sama dengan Kiat Motor sebagai mobil dinasnya.

Tentu langkah tersebut mendapat perhatiandarimasyarakatluas, termasukparaelite politik yang berbondong-bondong ingin membeli mobil tersebut. Inilah Indonesia, yang satu memiliki, yang lain pun ingin memiliki.Satu korupsi,semua korupsi. Namun, mobil buatan para siswa SMK ini atau yang lebih dikenal dengan mobil Esemka patut diapresiasi,mungkin tidak cukup hanya dengan apresiasi melainkan harus dikembangkan sehingga mobil Esemka dapat unjuk gigi dalam persaingan industri mobil di Indonesia, karena selama ini Indonesia merupakan target para produsen mobil dari luar negeri.

Ini merupakan langkah awal untuk membangkitkan industri dalam negeri.Pemerintah harus dapat berperan aktif dalam mengembangkan produk industri nasional agar dapat mengubah pola pikir masyarakat kita yang selalu menganggap bahwa produk luar selalu lebih baik. Bila dilihat dari kualitas sumber daya manusia,Indonesia tidak kalah dengan negara-negara maju.Banyak warga Indonesia yang cerdas memilih untuk berkarya di luar negeri.

Salah satunya adalah Prof Nelson Tansu PhD yang dikenal sebagai pakar teknologi nano yang merupakan kunci bagi perkembangan sains dan rekayasa masa depan, lebih memilih untuk melanjutkan risetnya di Amerika. Bukan karena tidak cinta Indonesia, tetapi bila ia tetap di Indonesia maka kecerdasannya tidak digunakan dengan maksimal. Hal ini seharusnya tidak terjadi kalau pemerintah peka dan masyarakat mau mengapresiasi terhadap apa yang dimiliki oleh bangsa ini.

Dengan kehadiran mobil Esemka ini harus dimanfaatkan sebagai momentum bagi para pegiat industri dalam negeri, dari berbagai sektor maupun para pelaku industri kreatif untuk membuktikan bahwa karya anak negeri tidak kalah dengan produk buatan luar. Ini semua tidak akan berjalan dengan baik tanpa apresiasi dari masyarakat Indonesia. Masyarakat adalah pasar yang akan pertama dituju oleh industri dalam negeri.

Oleh karena itu, kita sebagai masyarakat harusnya bangga dengan menggunakan produk dalam negeri. Jangan sampai orang-orang seperti Prof Nelson Tansu pergi lagi dari bangsa ini karena tidak dihargai oleh bangsanya sendiri.Apakah selamanya kita akan terus menjadi negara pemakai?

BAYU ADJI P 
Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP) Jakarta 
Suara Mahawiswa Harian Seputar Indonesia
Tuesday, 10 January 2012

No comments:

Post a Comment