Pages

03 March 2013

RahwanaSinta: Antitesis Kemutlakan Ramayana


Foto: Gilang Ramadhan

Ken Zuraida Project dari Bengkel Teater Rendra menampilkan lakon RahwanaSinta di Bentara Budaya Jakarta (BBJ) pada tanggal 24 dab 25 November 2012. Dalam lakon tersebut, Ocky Sendilemon, sebagai sutradara, mencoba menafsirkan mitos Ramayana dari sudut pandang berbeda, dalam lakon RahwanaSinta.

Rahwana, tokoh yang terkenal jahat menculik Sinta, istri Rama, dari tengah hutan. Rahwana lahir dari percintaan terlarang antara Dewi Sukesi dan Wisrawa. Percintaan yang dimaksudkan untuk membuka rahasia Sastrajenda akhirnya gagal, karena syahwat yang merajalela pada diri Wisrawa. Terciptalah Rahwana, sebagai makhluk angkara, yang lahir dari buah syahwat menggelegar seorang Resi.

Rahwana tidak pernah menginginkan dirinya dianggap sebagai angkara. Padahal, kejahatan dan angkara itu bersumber dari kedua orag tuanya. Rahwana dijuluki sebagai angkara hanya karena menculik seorang wanita, yang tak lain adalah Sinta, dari hutan yang masih menjadi wilayahnya. Rahwana mengurung Sinta di taman Alengka. Namun, satu hal yang pasti, Rahwana tak pernah bisa untuk merebut kesucian Sinta.

Rama, yang dikisahkan sedang menuju Alengka untuk membawa pulang Sinta, membawa jutaan pasukan monyet dan didukung oleh kekuatan para Dewa. Rahwana pun telah bersiap untuk melawan Rama dan pasukan monyetnya, tak hanya untuk Sinta, namun juga bagi kemuliaan tanah Alengka.

Foto: Gilang Ramadhan

Adegan sempat terhenti ketika pemeran Rahwana, yang tak lain adalah sutradara pementasan, Ocky Sandilemon, memilih tidak melanjutkan pertunjukkan. Ocky sudah tahu bahwa lakon yang dimainkannya akan berakhir dengan peperangan besar antara prajurit Rahwana melawan pasukan monyet Rama. Sampai pada akhirnya, pemeran sosok Rahwana digantikan oleh asisten sutradara, Angin Kamajaya. Dan, peperangan pun tak terelakkan. Dalam kalimat terakhirnya, Rahwana berkata, “Aku akan selalu hidup.”

Pementasan ini mengangkat mitologi Hindu yang sangat populer, Ramayana. Kisah Ramayana telah memberi ilham dan tafsir moral bagi manusia agar memiliki pegangan dalam kehidupan dan menyadari eksistensi manusia bukan hanya sebagai iblis atau dewa. Mitologi Ramayana telah menciptakan raksasa moral kebaikan (dalam sosok Rama) dan malaikat moral kejahatan (dalam sosok Rahwana).

Fanatisme ini membuat hubungan sesama manusia menjadi tidak wajar lantaran tak lagi memandang manusia sebagai manusia, melainkan menjadi berhala kebaikan dan kejahatan. Naskah RahwanaSinta karya Ocky Sandilemon yang diangkat dalam pementasan ini merupakan antitesis dari pandangan mayoritas terhadap kisah Ramayana, pandangan yang memuja manusia yang bersikap baik dan menghujat manusia jahat.

Lakon RahwanaSinta memberi keseimbangan dan kewajaran bahwa manusia tercipta dari kebaikan dan kejahatan, sehingga tak ada yang mutlak. Tak ada manusia yang sepenuhnya Rahwana maupun Rama. Dalam sosok Rahwana tersimpan sisi ke-Rama-an, dan dalam sosok Rama tersemat sifat iblis pula.

*Di sebuah negara (saya lupa tepatnya) Rahwana adalah sosok yang dipuja karena kesetiaannya kepada Shinta

1 comment: