Menjadi cair
menjadi lumer..
Siang itu pukul satu
lewat kurang lebih
tiga puluh menit
cokelat dalam plastik putih
mengantarkan maaf,
karena hujan tak jadi datang.
Bambu-bambu kuning kering itu
terus bergesekan, seakan mau tumbang
tapi enggan.
Aku teringat hutan.
Aku putar kepalaku
sampai belakang. Mengingat.
Tersangkut pesan seorang perempuan,
umurnya tujuh belas, dadanya matang;
Jangan dekat-dekat dengan hutan,
banyak Orang Kecil yang bergelantungan.
karena hujan tak jadi datang.
Bambu-bambu kuning kering itu
terus bergesekan, seakan mau tumbang
tapi enggan.
Aku teringat hutan.
Aku putar kepalaku
sampai belakang. Mengingat.
Tersangkut pesan seorang perempuan,
umurnya tujuh belas, dadanya matang;
Jangan dekat-dekat dengan hutan,
banyak Orang Kecil yang bergelantungan.
Kopi yang kupesan belum mau datang.
Kupesan panas, sengaja
Hawa dingin mulai merasuk tulang.
Tadinya ingin kupesan dua.
Untukmu yang hitam, menemani
mendung yang terus menggoda.
Kupesan panas, sengaja
Hawa dingin mulai merasuk tulang.
Tadinya ingin kupesan dua.
Untukmu yang hitam, menemani
mendung yang terus menggoda.
Menemani di rindang bambu kuning
kering yang bergesekan.
Tapi aku takut hutan.
Takut bambu-bambu
yang digelayuti Orang Kecil.
Dimana cokelat itu?
Masih mendidih,
di dalam plastik putih.
Menjadi air, sekaligus api.
Maaf, sayang,
cokelatmu tak keburu kumakan.
Tapi aku takut hutan.
Takut bambu-bambu
yang digelayuti Orang Kecil.
Dimana cokelat itu?
Masih mendidih,
di dalam plastik putih.
Menjadi air, sekaligus api.
Maaf, sayang,
cokelatmu tak keburu kumakan.
Gerimis 3 Januari, awal tahun yang sunyi.
No comments:
Post a Comment