Majalah Tempo
mengangkat Wiji Thukul, seorang penyair yang hilang saat kerusuhan Mei 1998,
sebagai edisi khusus. Edisi khusus adalah sesuatu yang biasa digunakan oleh
Majalah Tempo. Wiji Thukul bukanlah penyair populer seperti Chairil Anwar, WS
Rendra, atau Sapardi. Namun ia sangat akrab dengan kalangan mahasiswa dan buruh
pada dekade 90an. Puisi-puisi Wiji Thukul dianggap memprovokasi para buruh dan
mahasiswa untuk melakukan demonstrasi.
Blog pribadi yang berisi ide-ide subyektif di sana-sini, tergantung jari yang terus menari. Boleh komentar, namun biasakan baca sampai selesai. Boleh diambil, asal kuat iman. Ini bukan dalil, tak perlu dianggap serius. Kalau terlanjur serius, apa boleh buat.
28 May 2013
25 May 2013
Laku Budi Suluh Nagari dalam Kemasan Metropolitan
Foto: Dokumentasi Wayang Beber Metropolitan
Siang itu, matahari
di Jakarta sedang seperti biasa panasnya. Suasana Kota Tua cukup ramai oleh
para pengunjung. Pertunjukan Wayang Beber Metropolitan dijadwalkan pukul 10.00
WIB dan pengunjung Museum Wayang satu per satu menghampiri keramaian musik yang
mengiringi jalannya pertunjukkan.
02 May 2013
Kudeta Srimulat
Sinopsis:
Kekuasaan semakin sewenang-wenang, oposisi semakin banyak bicara.
Kelompok oposisi ingin melancarkan kudeta kepada pemerintahan. Tapi, apalah
daya.. kekuatan belum seberapa.
TOKOH:
Ratu: Pimpinan Kelompok Oposisi
Kapten Jono: Ajudan Ratu berasal dari Jawa (cerminan SBY, Prabowo, atau Suharto)
yang keras kepala
Marsose Bejo: Otak dari rangkaian
serangan yang akan dilakukan,
karakter: ngocol
Di sebuah ruangan dengan cahaya yang samar, para petinggi kaum
oposisi sedang mengadakan rapat untuk melancarkan serangan kepada pihak
pemerintah. Mereka mengatur strategi untuk menggulingkan kekuasaan dan berharap
terjadinya KUDETA. Lampu menyala perlahan.
Ratu
(sambil mengebrak meja) Keadaan ini gak bisa dibiarkan! Sudah sewindu lebih setahun dia
berkuasa. Tapi, lihat rakyat kita! Masih pada miskin. Kita harus melakukan
sesuatu.
Marsose Bejo
Melakukan opo, mbakyu?
Kapten Jono
Kita harus lancarkan serangan! Minta penguasa itu turun dari
jabatannya sekarang juga! Hal seperti ini harus pakai aksi anarkis. Gak bisa
pakai cara-cara lembek.
Marsose Bejo
Ya... melakukakan opo toh, Jon? Lah, kelompok kita aja baru seumur
jagung. Paling banter ya, nyuruh mahasiswa itu, buat demo.. nanti kita kita
tinggal ambil untungnya saja.
Ratu
Pokoknya kita harus melakukan sesuatu, melakukan kudeta! Rakyat harus dibela,
kesetaraan harus diperjuangkan, ormas-ormas kampungan yang sering bikin macet
itu apalagi, itu musuh utama saya. Tuntaskan semua! Berantas!!!
Kapten
Jono
Iya!
Tapi kita ini gak punya kekuatan. Kita mesti susun rencana untuk mengambil
alih kekuasaan dari mereka. (Berpikir sejenak) begini, kita hasut mahasiswa,
buruh-buruh di Cikarang, sama ibu-ibu rumah tangga di bantaran kali untuk
melakukan aksi. Para penguasa itu ya pasti gelagepan melihat orang ramai kayak gitu. Kebetulan aku punya kenalan mahasiswa yang
biasa ngumpulin massa. Nanti kalau sudah gelagepan, bagaikan ikan mujaer pergi ke
daratan, kita ajukan tuntutan atas nama rakyat. Ambil baiknya, buang buruknya.
Begitu kalau kata pak ustad waktu solat jumat.
Ratu
Ambil baiknya, buang buruknya bagaimana maksudmu?
Kapten
Jono
Begini, kita ini harus mengumpulkan
kekuatan massa untuk menyerang istana. Nanti istana itu pasti dijaga ketat pakai
tank-tank militer, iya kan? Nah, kayak permainan catur,
keroco-keroco ya suruh maju duluan.
Anak-anak punk beserta anak jalanan kita hasut untuk lemparin batu ke polisi.
Ribuan buruh dan petani di belakangnya kita provokasi untuk dudukin
gedung-gedung pemerintah. Sebagian lainnya buat tembus barikade aparat. Kita
cukup iming-imingi kesejahteraan, keadilan, dan kemakmuran atas nama rakyat
saja. Mereka pasti terlena. Kalau
sudah berhasil lolos, baru kita ambil
kesempatan menjatuhkan penguasa. Yang mati biarlah mati. Dalam kudeta memang
harus ada yang dikorbankan.
Marsose
Bejo
Lha.. ini! Ini! Orang seperti ini yang selalu memanfaatkan
kesempitan dalam kemasyarakatan yang adil dan beradab. Mau ditaruh mana nanti
mukanya bu Ratu ini (sambil menunjuk ke arah Ratu)? Kalau warga Republik ini
orang-orangnya seperti kamu semua, kapan mau majunya? Pikir! Pikir! (sambil
menunjuk pantatnya sendiri)
Kapten
Jono
Lho kok kamu marah-marah? Kamu ini baru masuk organisasi politik ya? Aku ini udah malang melintang di dunia politik dari mulai sekolah tinggi
publisistem. Oraganisasi mana yang gak pernah
aku masuki? Esia? Simpati? Paramex? Bodrex? Udah kujelajahi semua, sudah khatam
aku. Semuanya ya menganut sistem ambil yang baik, buang yang buruk. gitu lho..
eh, ngomong-ngomong, nanti sampeyan ada acara gak? Nanti ikut aku dulu, aku ajari
cara berpolitik yang baik dan benar. Aku
ini nasionalis sejati. Kau meremehkan kemampuanku?
Marsose Bejo
Kalau nasionalis masih dianggap penting, Sukarno mungkin masih
hidup saat ini, mas.. Masih mau jadi nasionalis?
Kapten Jono
Tentu. Selain nasionalis, aku ini kan cinta petani, cinta rakyat.
Jadi kita ya harus membela rakyat, Jo.
Marsose Bejo
Suharto pun cinta sama petani, cinta rakyat, tapi ujung-ujungnya..
mblehhh... bikin kerajaan, tho? Ya sama seperti di sini ini! Di sini lho.. di
dalam panggung ini, nanti para penonoton salah paham.
Kapten Jono
Yaudah, mulai saat ini aku ini pluralis.. aku akan membela
kesetaraan agama, gender, ras, dan sebagainya, dan sebagainya..
Marsose Bejo
Gus Dur pun demikian, tapi MPR ya ndak percaya begitu saja.. ya
akhirnya, jatuh juga... mau jadi opo meneh? Hah? Wes njadi pegawai negeri sipil
aja.. Gajinya gede, tunjangan gede, masa tua terjamin.
Kapten Jono
Kamu ini benar-benar ngajak ribut?
Marsose Bejo
Loh, aku sih siap, mas’e.. tapi berkelahi itu dilarang sama agama.
Aku kan hanya menyampaikan pendapatku. Kita ini hidup di zaman kemerdekaan
pers. Semua orang bebas berpendapat. Supir angkot mau berpendapat kalau
penguasa kita itu gembrot kayak semar, ya.. gak masalah!
Kapten Jono
Halaaaaaaahhhh...
Sok tau kamu!
Marsose Bejo
Loh, ya namanya juga kudeta.. kita harus menanamkan nilai-nilai
kebencian pada penguasa yang sedang berkuasa. Kamu ini ngarti ndak sih?
Ratu
Sudah! Sudah! Kita seharusnya menyiapkan strategi untuk menggulingkan
pemerintahan, karena itu adalah sebuah keniscayaan! Sudah lama rakyat kita
hidup dalam kebobrokan para penguasa. Jangan sampai ini terulang kepada anak
cucu kita. Kita harus menyatukan people power untuk melawan kesewenang-wenangan
ini. Pemerintahan harus dijatuhkan!
Marsose Bejo
Yasudah, sekarang kita bagi
tugas! Aku kumpulin mahasiswa, buruh dari Cikarang dan warga miskin di bantaran
kali. Kamu, Jon, kamu organisir massa lainnya.
Kapten Jono
Oke
kalau tugasku cuma begitu. Aku ini jelmaan Gatot Kaca. Pasti aku bisa jadi
pemimpin.
Marsose Bejo
Iya.. iya.. nanti kamu bakalan jadi pemimpin. Ini adalah jalan
yang benar untuk jadi pemimpin. Sekarang laksanakan
tugasmu, Jon.
Kapten Jono
Oke, aku akan laksanakan. Aku jalan duluan, aku mau cari temanku yang kerjanya ngumpulin orang
untuk aksi. Assalamualaikum... (kapten
meninggalkan ruangan rapat, namun sesaat ia masuk lagi) ehh... tapi kamu juga kumpulin massa yang banyak!
Biar acaranya itu rame seperti free car day hari minggu itu lho, biar banyak
wanita-wanita cantiknya. (sambil melipir kabur)
Marsose Bejo
Matamu!!!
Ratu
Lalu aku harus ngapain, Jo?
Marsose Bejo
Ibu ya cukup mengadakan konfrensi pers kepada sejumlah media. Ibu
kan tau, media di republik ini kan pada ble’on.. eh ble’on.. blo’on maksudku.
ini itu maen sikat, njadi berita, rakyat kelabakan.. kebanjiran informasi..
bwehehehe... asuu tenan!
Ratu
Lah ini jadi kapan kudetanya?
Marsose Bejo
Cari duit dulu, baru kudeta!!
Ratu
Lah terus ini kita mau ngapain?
Kapten Jono tiba-tiba masuk sambil menggandeng salah satu panitia.
Kapten Jono
Ini
dia temanku yang tadi aku ceritakan!
Ratu
Bagus!
Berarti rencana kudeta kita sekarang sudah lebih terang dari matahari!
Maersose Bejo
Ya ndaklah.. lagian kita ini mau
kudeta opo? Wong mahasiswa sepi karena lagi
pada ujian. Buruh masih seneng gara-gara upahnya dinaikin. Ibu-ibu dipinggir
kali masih ademayem.. soale pas banjir kemaren mereka ditengok sama gubernur.
Lah terus siapa yang mau bantuin kudeta? Wong media sekarang lagi pada mikirin
baik-baiknya saja kok.. ndak berani melawan yang besar.
Kapten Jono
Jangan
kuatir! Temanku ini sudah kawakan di gerakan aktivisme kadal. Dia jagonya main
kadal-kadalan! Bener kan? (nanya ke temennya)
Teman Jono
(senyum-senyum)
Kapten Jono
Urusan
ngumpulin massa itu ga perlu dipusingkan. Dia bisa membawa mahasiswa, buruh,
dan sebagainya kita serahkan saja padanya. Dia bisa bawa berapa saja tergantung
pesanan kita. Kanjeng Ratu tinggal tawar menawar harga.
Ratu
Tapi
kita ini ga punya duit, Jon.
Kapten Jono
(Berpikir
sejenak) hmmm...
Teman Jono
(cuma
nyengar-nyengir sambil membetulkan pakaiannya)
Marsose Bejo
(sejenak
melihat teman Jono) Aku tahu!
Ratu dan Kapten Jono mendekati Marsose Bejo dengan laku
seperti mendesak untuk segera mengeluarkan idenya.
Marsose Bejo
Temanmu
itu, nanti kita kasih jabatan! Kalau kita sudah berhasil kudeta, dia kita
jadikan jubir aja. Juru bicara Kanjeng Ratu! Dengan begitu, artinya, kita
melunasi hutang padanya yang telah mengumpulkan massa.
Kapten Jono
Wuissssss!!!!!
Cerdas sekali idemu, Jo! Salut aku! Ternyata kamu punya otak politis juga!
Ratu
(tersenyum
sumringah) nanti kalo aku jadi penguasa, pasti orang-orang yang ingin
menghancurkan demokrasi, aku sikat semua. Mempertahankan demokrasi itu gak bias
pakai cara demokrasi. Harus main tebas. Nanti kalo aku jadi penguasa, kamu
semua pasti hidup enak. Pokoknya semua makmur.. bla.. bla.. bla..
Setelah mengucapkan semuanya, Ratu lalu diam sejenak.
Ratu
Tapi
Jo... (berpikir dan kebingungan)
Bejo dan Jono menyimak. Bahkan teman Jono pun menyimak.
Ratu
Tapi...
hmm.. hmmm.. tapi tapi tapi....
Bejo dan Jono
Tapi
opo Kanjeng Ratu?
Ratu
Tapi
kita mau kudeta siapa??? Memangnya siapa musuh kita??? Siapa yang telah membuat
kondisi negara menjadi separah ini???
Marsose Bejo
Loh
loh loh... Masa perlu aku kasih tau lagi? kudeta sopo? Tau gak? (bergantian
menanyai ratu, kapten dan penonton)
Kapten Jono dan Ratu berbarengan mengangkat kedua bahunya dan
saling bertatapan..
Marsose Bejo
Yaudahlah.. gak usah maen kudeta-kudetaan. Lagian kudeta itu
resikonya besar.. nanti yang ada kita gak boleh tampil lagi.. udah sekarang
gantian aja, itu temen-temen yang lain juga pada mau tampil. Kita udahan sampe
di sini aja.. nanti yang lain gak kebagian waktu..
Ratu
Yaudah, tapi nanti kalau jadi kudeta kabarin aku ya..
Marsose Bejo
Mberess... yang penting pentas ini selesai. Yang mau kudeta, ya
kudeta.. mending kita makan dulu yuk!
Lampu mati
nb: Telah diperbarui oleh May Rahmadi
Puisi untuk Perempuan
Perempuan #1
Apa artinya emansipasi perempuan?
Apa artinya emansipasi perempuan?
Lelaki tetap
sewenang-wenang..
Kebebasan dikekang
Ijazah sarjana kami
nantinya...
Kami, kaum
perempuan..
Hanya akan berakhir
di dapur...
Subscribe to:
Posts (Atom)