“wakil rakyat seharusnya merakyat…” begitulah Iwan Fals menyanyikan lagunya menyindir para wakil rakyat di gedung DPR. Tapi nyatanya tetap saja mereka tetap hidup gelamor di atas penderitaan rakyat. Ini bukan malah hak dan kewajiban, namun lebih kepada pantas atau tidaknya seorang wakil rakyat hidup gelamor sedangkan rakyat Indonesia sendiri masih melarat.
Sebagai contoh kasus, baru-baru ini ada seorang wakil rakyat yang dengan bangganya membawa mobil seharga miliaran rupiah melewati jalan-jalan ibu kota Jakarta. Ketika ditegur, ia mengelak bahwa mobilnya bukan hasil korupsi. Rasanya hati ini seperti diinjak-injak oleh beliau, yang mengaku dirinya adalah wakil rakyat. Wakil rakyat yang seharusnya menjadi sahabat dan panutan bagi rakyatnya, justru melakukan perbuatan bodoh seakan diibaratkan meludahi rakyatnya sendiri. Yang lebih parah, bukannya minta maaf kepada rakyat dan mengakui kesalahannya, justru masih membela diri dengan alasan-alasan yang konyol. Ya, begitulah kebiasaan-kebiasaan para wakil rakyat kita.
Memang yang terpenting bukanlah gaya hidup para wakil rakyat melainkan adalah kinerja mereka. Tapi saat kinerjanya tidak ada yang dapat dibanggakan, apakah masih pantas hidup dengan kemewahan sedangkan rakyat berebutan mencari tempat duduk di atas kereta api setiap pagi, setiap hari? Ini kembali kepada moral para wakil rakyat kita. Tugas saya sebagai mahasiswa dan sebagai rakyat biasa hanyalah mengontrol kelakuan para wakil rakyat dan para elite politik lainya, dan tentu saja terus berusaha membuat bangsa ini semakin maju. Semoga saja!
No comments:
Post a Comment