Foto: Gilang Ramadhan
Ken Zuraida Project dari Bengkel Teater Rendra menampilkan
lakon RahwanaSinta di Bentara Budaya Jakarta (BBJ) pada tanggal 24 dab 25
November 2012. Dalam lakon tersebut, Ocky Sendilemon, sebagai sutradara, mencoba
menafsirkan mitos Ramayana dari sudut pandang berbeda, dalam lakon
RahwanaSinta.
Rahwana, tokoh yang terkenal jahat menculik Sinta, istri
Rama, dari tengah hutan. Rahwana lahir dari percintaan terlarang antara Dewi
Sukesi dan Wisrawa. Percintaan yang dimaksudkan untuk membuka rahasia
Sastrajenda akhirnya gagal, karena syahwat yang merajalela pada diri Wisrawa.
Terciptalah Rahwana, sebagai makhluk angkara, yang lahir dari buah syahwat
menggelegar seorang Resi.
Rahwana tidak pernah menginginkan dirinya dianggap sebagai
angkara. Padahal, kejahatan dan angkara itu bersumber dari kedua orag tuanya.
Rahwana dijuluki sebagai angkara hanya karena menculik seorang wanita, yang tak
lain adalah Sinta, dari hutan yang masih menjadi wilayahnya. Rahwana mengurung Sinta
di taman Alengka. Namun, satu hal yang pasti, Rahwana tak pernah bisa untuk
merebut kesucian Sinta.
Rama, yang dikisahkan sedang menuju Alengka untuk membawa
pulang Sinta, membawa jutaan pasukan monyet dan didukung oleh kekuatan para
Dewa. Rahwana pun telah bersiap untuk melawan Rama dan pasukan monyetnya, tak
hanya untuk Sinta, namun juga bagi kemuliaan tanah Alengka.
Foto: Gilang Ramadhan
Adegan sempat terhenti ketika pemeran Rahwana, yang tak lain
adalah sutradara pementasan, Ocky Sandilemon, memilih tidak melanjutkan pertunjukkan.
Ocky sudah tahu bahwa lakon yang dimainkannya akan berakhir dengan peperangan
besar antara prajurit Rahwana melawan pasukan monyet Rama. Sampai pada
akhirnya, pemeran sosok Rahwana digantikan oleh asisten sutradara, Angin
Kamajaya. Dan, peperangan pun tak terelakkan. Dalam kalimat terakhirnya,
Rahwana berkata, “Aku akan selalu hidup.”
Pementasan ini mengangkat mitologi Hindu yang sangat populer,
Ramayana. Kisah Ramayana telah memberi ilham dan tafsir moral bagi manusia agar
memiliki pegangan dalam kehidupan dan menyadari eksistensi manusia bukan hanya
sebagai iblis atau dewa. Mitologi Ramayana telah menciptakan raksasa moral
kebaikan (dalam sosok Rama) dan malaikat moral kejahatan (dalam sosok Rahwana).
Fanatisme ini membuat hubungan sesama manusia menjadi tidak
wajar lantaran tak lagi memandang manusia sebagai manusia, melainkan menjadi
berhala kebaikan dan kejahatan. Naskah RahwanaSinta karya Ocky Sandilemon yang
diangkat dalam pementasan ini merupakan antitesis dari pandangan mayoritas
terhadap kisah Ramayana, pandangan yang memuja manusia yang bersikap baik dan
menghujat manusia jahat.
Lakon RahwanaSinta memberi keseimbangan dan kewajaran bahwa
manusia tercipta dari kebaikan dan kejahatan, sehingga tak ada yang mutlak. Tak
ada manusia yang sepenuhnya Rahwana maupun Rama. Dalam sosok Rahwana tersimpan
sisi ke-Rama-an, dan dalam sosok Rama tersemat sifat iblis pula.
*Di sebuah negara (saya lupa tepatnya) Rahwana adalah sosok yang dipuja karena kesetiaannya kepada Shinta
duh kasihan,,, shinta, ngejogrok kayak orang ilang-
ReplyDeletePUISI AIR MATA CINTA SEJAK KEPERGIANMU
salam kenal dari puisina,.